-->
Free Alien Dance Cursors at www.totallyfreecursors.com

[Review] Once Upon a Love - Aditia Yudis

Senin, 27 Januari 2014


Wah, wah, sebelumnya makasih banget buat @KlubBuku_BGR yang berkenan ngasih novel Once Upon a Love ini secara gratisan plus tanda tangan penulis. Sedikit mau cerita, novel ini sebagai hadiah karena aku (entah kenapa) bisa menang lomba cerpen yang diadakan oleh Klub Buku Bogor dalam menyambut acara #Kopdar4 dan #Sharepen (Sharing Penulis dan Cerpen) bersama Aditya Yudis, penulis Once Upon a Love itu sendiri sama Cindy Pricilla, author Rain in Paris. Acara itu diadakan oleh Klub Buku Bogor tanggal 13 Oktober tahun kemarin. Sebenernya kalau aku tinggal di sekitaran Bogor ya kayaknya mau banget datang ke sana, buat ikutan acara kumpul-kumpul penulis gitu. Tapi sayangnya aku kejebak di pulau yang berbeda. Dan ongkosnya lumayan tebel buat ke sana. #Huft
Langsung aja deh. Ini review Once Upon A Love dari aku. Masih tahapan belajar nge-review juga nih.
Judul : Once Upon A Love
Penulis: Aditia Yudis
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-518-2
Cetakan Pertama: 2011
Cetakan Ketiga: 2012
Tebal : 192 halaman
Teruntuk Ferio Harris yang tak pernah lekang oleh waktu. Aku mencintaimu. (Hal. 4)
Cerita dari novel ini bermula ketika Lolita menuliskan nama Ferio di halaman persembahan novelnya yang berjudul Inspirasi, yang terinspirasi dari sosok Ferio seorang global moderator dari forum kepenulisan yang saat itu juga diikuti oleh Lolita dan Dru, tentunya. Dan semua kisah yang terajut selama dua tahun silam, harus dibuka kembali oleh Ferio, Lolita dan Dru, yang merupakan tiga tokoh utama dalam novel ini.
Nah, aku mau sedikit memperkenalkan tiga tokoh utamanya.
Ada Dru. Siapa Dru? Bukan saudaraku, atau juga temen satu kampus. Dru ini sahabat dekat Ferio. Di mana ada Ferio, maka di situ ada Dru. Ya, kira-kira begitulah.
Ada juga Ferio. Bukan nama motor ya. Honda Ferio. *abaikan. Lalu siapa Ferio? Ya, sahabatnya Dru. Hihi.
Kemudian ada juga Lolita. Siapa Lolita? Nah, Lolita ini salah satu member dari forum kepenulisan yang dibagian awal aku ceritain tadi. Jadi ceritanya Lolita sama Ferio ini kenal dari Forum kepenulisan tersebut. Berawal dari Ferio yang sering kasih masukan buat cerpen yang dibuat Lolita, bahkan sampai novel Inspirasi yang dibuatnya. Nah dari situlah benih-benih cinta Lolita tumbuh untuk Ferio. Lalu bagaimana dengan perasaan Ferio?
            Nanti aku kasih tahu di akhir review ya.
“Kamu pun akan merasa begitu jika jadi aku, Dru. Kamu kehilangan tempat berpijak, kamu goyah... rapuh laksana daun yang kering karena kekurangan air. Kamu tinggal menunggu waktu untuk menerbangkanmu dari ujung ranting.” (Hal. 144)
Dari kalimat itu kita bisa menebak kalau Ferio sedang galau ya. Itu jelas nggak salah. Dan yang salah kalau kalian menebak Dru itu cowok. Sama kayak aku diawal-awal membaca novel ini. Kok cowok suka sama cowok? #Huft Dan, ah, rupanya si Dru ini punya nama lengkap Afra Dewi Drupati.
Novel ini mengangkat semacam kisah segitiga lah ya. Antara Ferio, Dru dan Lolita. Sebenarnya sudah menjadi tema yang banjir di jalananan kepenulisan. Tapi syukurnya penulis berhasil bikin aku kesedot, masuk ke dalam ceritanya, penyampaiannya, dan perasaan ketiga tokoh utamanya.
            “Kupikir, dua tahun sudah bisa membuatmu mengubah keputusanmu, Dru. Aku memang mencintaimu. Tetapi, aku mengerti. Jika, itu memang keputusan terakhirmu. Aku menghormatinya.” (Hal. 185)
            Udah ketebak gimana perasaan Ferio? Ada apa sih kok dari tadi ngomongin dua tahun yang lalu? Kisah masa lalu yang membuat Ferio menyesal, hingga selama dua tahun itu pula dia mencari Dru yang menghilang dari hidupnya.
            “Dia mencintaimu, Re. Sangat mencintaimu.” (Hal. 186)
            Itu ungkapan perasaan Dru untuk Ferio.
            Tapi bagaimana dengan perasaan Lolita untuk Ferio? Apa terbalaskan?
Akhir yang dibuat mengejutkan oleh penulis. Cerita yang disajikan juga sangat mengalir. Dengan beberapa-beberapa diksi yang manis untuk dibaca, nggak buat bosan. Untuk endingnya bisalah baca sendiri, ya.
Tapi ada beberapa kata yang menganjal di novel ini.
            Seperti:
1.      “Hidupin musik aja biar nggak sepi,” sahut Dru malas masih dengan pandangan tertebar kepinggiran jalan yang aku lewati. (Hal. 122)
Aku? Dari awal sampe akhir penulis menggunakan POV ketiga, yang mana penulis menjadi semacam reporter yang mengamati tingkah karakternya, kemudian menceritakan pada pembaca. Iya, kan? Tapi kok ditengah-tengah pakai kata aku?
2.      Lalu, Lolita menyeret Jo ke luar dari kamarnya... (Hal. 8 dll. Semua kata yang bergerak dari sebelah dalam ke sebelah luar, penulis menggunakan “ke luar.” Aduh, aku bingung ini, sebenarnya yang bener itu keluar apa ke luar.  Kalau ke luar kok aneh aja bacanya, pakai spasi gitu.
Itu aja sih, tapi secara keseluruhan aku suka novelnya! Bagaimana kuatnya cinta Lolita pada Ferio setelah bertahun-tahun lamanya dijaga dan bagaimana kokohnya Ferio mempertahankan pilihannya sejak dulu yang jelas-jelas tidak bisa didapatkannya, dan betapa bijaknya Dru tetap menjaga apa yang dia punya.

0 komentar: